10 Program Pokok PKK pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu :
- Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
- Gotong Royong
- Pangan
- Sandang
- Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga
- Pendidikan dan Ketrampilan
- Kesehatan
- Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
- Kelestarian Lingkungan Hidup
- Perencanaan Sehat
Penyampaian tema disampaiakan dengan cara Seni Reog yang sibawakan oleh Anggota TP PKK Desa Saguling.
Ketua TP PKK Desa Saguling Ibu Aat Kartin, dalam sambutanya menyampaikan kegiatan ini terselenggara atas kerjsama dari semua pihak dan merupakan kegiatan rutin PKK Kecamatan Baregbeg yang dilaksanakan secara bergilir dari 9 (sembilan) desa yang ada di Kecamatan Baregbeg, untuk bulan September 2014 Desa Saguling menjadi tuan rumah pada kegiatan PKK Kec. Baregbeg.
Pada kegiatan ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Jadi Kec. Baregbeg ke-10 tepatnya tanggal 14 Oktober 2009.
Cara Mudah Membuat Tabulampot
Metode budidaya tanaman dalam pot (tabulampot) dibuat untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan.
Tanaman buah biasanya berpostur tinggi dengan perakaran dalam. Tanaman ini
membutuhkan ruang tumbuh yang cukup luas. Hal ini tentunya menyulitkan bagi
penduduk dengan lahan yang sangat terbatas.
Sejak tahun 1970-an, berkembang
metode menanam dalam lingkungan terbatas atau tabulampot. Metode ini terus
berkembang, baik dari sisi teknologi maupun jumlah jenis
tanaman buah yang bisa dijadikan tabulampot.
Saat ini, banyak bermunculan nursery-nursery
penyedia bibit tabulampot. Dalam berbagai pameran pertanian, tabulampot selalu
jadi incaran favorit. Pehobi tertarik pada tabulampot untuk alasan fungsional
maupun estetika.
Jenis-jenis tabulampot
Hampir semua jenis tanaman buah bisa
tumbuh dalam bentuk tabulampot. Tapi tidak semua tabulampot bisa
menghasilkan buah. Karena meskioun bisa tumbuh subur, jenis-jenis tanaman
tertentu belum bisa berbuah dalam lingkungan tabulampot.
Terdapat beberapa jenis tanaman buah
yang lazim dijadikan tabulampot. Tingkat keberhasilan berbuahnya dikategorikan
mudah, sulit dan belum berhasil. Beberapa tanaman dengan kategori mudah berbuah
diantaranya jeruk, belimbing, sawo, mangga, jambu biji dan jambuair.
Tanaman yang sulit berbuah antara lain rambutan, lengkeng, manggis, duku
dan jambu bol. Sedangkan tanaman alpukat dan durian masih belum berhasil
berbuah optimal dalam lingkungan tabulampot.
Menyiapkan bibit tabulampot
Bibit tanaman merupakan hal yang sangat menentukan tingkat
keberhasilan tabulampot. Terdapat dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit hasil
perbanyakan generatif (dari biji) dan bibit hasil perbanyakan vegetatif
(cangkok, okulasi dan penyambungan).
Untuk budidaya tabulampot sebaiknya
gunakan bibit hasil perbanyakan vegetatif. Kelebihan bibit hasil vegetatif
yaitu sifat tanamannya bisa dipastikan, karena sama dengan sifat induknya.
Sehingga keberhasilannya lebih mudah diprediksi. Selain itu, bibit perbanyakan
vegetatif lebih cepat berbuah. Kekurangan bibit jenis ini akarnya kurang kuat
sehingga tanaman mudah roboh atau mengalami kekeringan.
Tingkat
keberhasilan tabulampot sangat ditentukan oleh bibit tanaman. Oleh karena itu
pilihlah bibit yang kita tahu persis sifat-sifatnya. Bebas dari hama dan
penyakit tanaman. Untuk memastikannya biasanya bibit tersebut telah memiliki
sertifikat dari komunitas atau lembaga terpercaya.
Menyiapkan media tanam
Media tanam tabulampot
bermacam-macam. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk
menopang postur tanaman. Media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air
dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Media tanam
yang sering digunakan para pehobi antara lain campuran tanah, kompos dan
arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga campuran tanah, pupuk kambing dan
sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Untuk menekan biaya, gunakan bahan baku
yang banyak ditemui di lingkungan sekitar.
Tanah dan
material organik di daerah tropis biasanya memiliki tingkat keasaman yang cukuptinggi.
Bila bahan-bahan media tanam tersebut terlalu asam campurkan kapur pertanian
atau dolomit ke dalamnya.
Setelah
menyiapkan media tanam, selanjutnya siapkan pot sebagai wadah.
Jenis pot bisa terbuat dari tanah liat, logam (drum), plastik, semen
atau kayu. Pot dari berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot
karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih
stabil. Namun kelemahannya bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Wadah
tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau alas yang
memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran drainase dan
memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah.
Penanaman bibit tanaman
Berikut ini
langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman ke dalam wadah tabulampot:
§ Siapkan bahan-bahan media tanam,
kemudian ayak dan buang kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan
bahan-bahan itu hingga merata.
§ Siapkan pot dengan ukuran yang
disesuaikan dengan ukuran tanaman. Sebaiknya dimulai dari ukuran pot yang
kecil. Sehingga apabila tanaman semakin besar pot bisa diganti, sekaligus
sebagai penanda untuk meremajakan media tanam.
§ Letakkan pecahan genteng pada dasar
pot, satu lapis saja. Kemudian letakkan juga satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
§ Kemudian isi dengan media tanam yang
sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
§ Untuk mengurangi penguapan, pangkas
sebagian daun atau batang bibit tanaman. Kemudian buka polybag bibit tanaman,
letakkan tepat ditengah-tengah pot. Timbun dengan media tanam hingga pangkal
batang.
§ Padatkan media tanam di sekitar
pangkal batang, pastikan tanaman sudah kuat tertopang. Siram dengan air untuk
mempertahankan kelembaban.
§ Simpan tabulampot di tempat yang
agak teduh untuk beradaptasi. Siram setiap pagi atau sore hari. Setelah satu
minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.
Perawatan tabulampot
a.
Penyiraman
Tabulampot
yang telah jadi harus di letakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari
sepenuhnya. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari, bisa pagi atau
sore hari. Pada musim hujan penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam
terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang air atau gembor.
Bila jumlah
tabulampot banyak, penyiraman bisa diprogram dengan membangun sistemirigasi.
Sistem irigasi yang paling cocok adalah irigasi tetes. Irigasi ini irit tenaga
kerja, hemat air dan mudah dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup
besar. Silahkanbaca tentang irigasi tetes di sini.
b.
Pemangkasan
Setidaknya
terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan bentuk,
pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk dilakukan
untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur tanaman agar sinar matahari bisa
menembus semua bagian tanaman. Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga
terkait dengan estetika.
Salah satu
teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam
setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan
dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih
untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki
unsur estetika pada tanaman.
Pemangkasan
produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman. Pemangkasan dilakukan
terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan. Selain itu, pemangkasan
dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit.
Terakhir
pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua. Pada
tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting). Pada fase ini, beberapa cabang perlu
dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang primer
saja.
c. Pemupukan
Media
tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena itu pemupukan
menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah
tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali.
Pupuk yang
digunakan sebaiknya pupuk organik.
Jenisnya bisa kompos, pupuk
kandang ataupupuk
organik cair. Meskipun kandungan haranya tidak seakurat pupuk kimia, pupuk
organikmemiliki unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan
bahan-bahan organik akan merangsang aktivitas biologi dalam media tanam.
Pupuk kimia
diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya pada saat pembungaan dan
pembuahan dimana tanaman memerlukan unsur-unsur hara makro seperti P dan K dalam
jumlah banyak. Dan beberapa unsur mikro seperti Ca, Mn, Fe, dll. Dalam pupuk
kimia unsur-unsur tersebut bisa dipastikan takarannya.
d.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit pada tabulampot sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak
memilih bibit. Bibit unggul biasanya memiliki ketahanan terhadap hama dan
penyakit tertentu. Belilah bibit dari sumber yang terpercaya dan memiliki
sertifikat bibit.
Pencegahan
serangan hama dan penyakit juga bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan media
tanam dan kebun. Gulma dan semak belukar disekitar kebun bisa menjadi sumber
hama dan penyakit.
Bila
tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah pertama bisa
diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau
memangkas dahan yang terkena penyakit.
Pada saat
tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring
pelindung. Atau juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti penggunaan
hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
Penyemprotan
tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot ditanam di
pekarangan yang dekat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya akan sangat
berbahaya dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, gunakan selalu pestisida
organik. Silahkan baca tentang pestisida
organik.
Apabila
sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida kimia bisa dilakukan. Lakukan
dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya secara seksama. Penyemprotan
hendaknya dilakukan secara terbatas.
e.
Pergantian media dan pot
Tabulampot
yang telah mencapai ukuran tertentu perlu dipindahkan. Ruang tabulampot harus
cukup untuk menopang ruang gerak tanaman. Pemindahan dilakukan sekaligus
dengan pergantian media tanam.
Pergantian
media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi memindahkan tanaman pada pot
yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan.
Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat
media tanam menjadi padat.
Akar yang
panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus
dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas
untuk mengurangi penguapan.
This is the best website with lot of useful information for the reader. Thanks for sharing the post and keep the good works. You are the best, god bless you.
BalasHapusSitus Perusahaan